PUASA SEBELUM OPERASI
Mengapa seseorang harus berpuasa
sebelum operasi?
Puasa adalah salah satu tindakan persiapan sebelum
operasi.Ini berkaitan dengan salah satu tahap/proses dalam pelaksanaaan
operasi itu sendiri yaitu tindakan anestesi atau pembiusan pasien selama berlangsungnya proses pembedahan.
Obat-obat anestesi yang berpengaruh sentral maupun perifer akan menyebabkan anestesi yang bersifat sementara (reversible)
dan hanya berlangsung selama obat tersebut masih utuh atau belum
dikeluarkan.Sesudah obat tersebut dikeluarkan atau dihancurkan dalam
tubuh, keadaan pasien pulih kembali seperti semula.
Salah satu bahaya tindakan anestesi umum adalah terjadinya aspirasi (masuknya/turut terisapnya zat padat atau cairan ke dalam paru/saluran nafas), atau masuknya isi lambung ke dalam paru akibat regurgitasi (keluarnya)
isi lambung secara pasif melalui esofagus (kerongkongan) ke faring
(tekak) atau muntah ( pengeluaran si lambung yang disertai kontraksi
lambung akibat refleks kompleks yang diperantarai pusat muntah di
medulla oblongata otak).
Aspirasi akibat regurgitasi dan atau muntah ini bisa sangat
berbahaya, karena isi lambung dengan pH (derajat keasaman) 2,5 atau
kurang yang masuk ke dalam bronchus ( cabang tenggorok ) akan
mengakibatkan terjadinya nekrosis ( kematian sel/jaringan ) epitel (
jaringan penutup permukaannya ) dan terjadi sembab jaringan paru-paru
dengan alveoli penuh dengan hyaline (zat pembentuk dinding kista), eksudat (bahan yang merembes melalui pembuluh darah pada peradangan)
dan sel-sel darah merah.Sebagai akibatnya pertukaran oksigen dan
karbondioksida (O2 dan CO2) yang berperan dalam mekanisme pernapasan
manusia akan terganggu.Pada awal terjadinya aspirasi mungkin tidak
banyak menunjukkan gejala.Tetapi pada beberapa saat kemudian pasien bisa
jatuh dalam dalam keadaan yang sangat berbahaya, yaitu disertai sianosis (kulit selaput lendir pucat kebiruan karena kurang oksigen), sesak nafas dan takikardi (frekuensi
denyut jantung meningkat/berlebihan) yang dapat menyebabkan
kematian.Dalam medis, sindroma masuknya isi lambung ke dalam paru-paru
disebut dengan sindroma mendelson.
Faktor-faktor penyebab terjadinya regurgitasi antara lain adalah
adanya cairan dalam lambung, akibat tingginya tekanan dalam lambung,
letak lambung yang lebih tinggi daripada letak faring dan akibat tekanan
intraesofageal yang relatif menurun.Seperti diketahui, makanan
yang kita konsumsi, akan tertahan sampai sekitar 6 jam dalam lambung
dan untuk kemudian secara bertahap didorong ke usus (duodenum ).Sehingga
secara teoritis setelah sekitar 6 jam lambung akan kosong.Kecuali pada
ibu hamil, pengosongan lambung berjalan lebih perlahan, dan sebaliknya
pada bayi dan anak kecil yang menngonsumsi makanan tidak padat atau
porsi makan kecil, waktu pengosongan relatif lebih cepat.
Sedangkan terjadinya muntah pada tindakan anestesi, umumnya terjadi bila waktu induksi tidak lancar/smooth
dan waktu pasien mulai bangun.Induksi yang lancar tanpa gangguan
merupakan faktor utama dalam mencegah muntah.Begitu juga pemilihan obat
yang digunakan akan turut mempengaruhi induksi.Misalnya penggunaan obat
eter, karena bisa merangsang saluran nafas bagian atas dan saluran makan
bila masuk lambung sehingga proses induksi tidak dapat lancar dan
sering terjadi muntah.
Untuk mencegah terjadi kemungkinan regurgitasi, muntah atau aspirasi pada tindakan anestesi atau pmbedahan, bisa dengan :
- Puasa minimal 6 jam.Bila pasien membutuhkan, atau untuk kecukupan cairan atau zat makanan bisa diberikan secara intravena (lewat infus).
- Pengosongan isi lambung, dengan merangsang muntah/pemasangan sonde lambung.Dalam prakteknya tndakan ini
tidak mudah dan perangsangan muntah sangat tidak disukai pasien.Selain
itu, pemasangan sonde hanya bisa mengeluarkan cairan dalam lambung serta
merangsang muntah, tetapi untuk makanan padat sukar melalui pipa/sonde
dan bahkan bisa menutup pipanya.Sehingga akan bisa menutup keadaan
sebenarnya, bahwa lambung yang masih berisi banyak seolah-olah sudah
kosong.
- Premedikasi (pemberian obat-obatan yang diperlukan pasien untuk dpersiapkan dalam anestesi umum), misal obat antimuntah untuk pencegahan.
- Induksi yang lancar dan tenang (dengan pemilihan obat yang tepat dan pemberian perlahan-lahan/smooth).
- Penggunaan pipa endotracheal tube, terutama pada keadaan lambung berisi pada operasi mendesak/ cito/darurat.
- Crush induction dengan obat-obatan, pemberian oksigen 100% dan lain sebagainya.
- Memilih anestesia regional (spinal, lumbal, epidural).
Jadi, sudah sangat jelas kenapa sebelum seorang pasien dioperasi disuruh puasa terlebih dahulu.Tindakan tersebut tdak akan membahayakan si pasien.
Tiang Kai's Tombola is a treasure trove of ancient history
BalasHapusThe tombola, named 'Tiang titanium ingot Kai's Tombola' by Tiang Kai, is the largest of all tombs mens titanium rings at the titanium flash mica Tiang titanium scooter bars Kai's tombola is a treasure trove of ancient titanium iv chloride history.